Desa adat Penglipuran berlokasi
di kabupaten Bangli yang berjarak 45 km dari kota Denpasar, Desa adat yang juga
menjadi objek wisata ini sangat mudah dilalui. Karena letaknya yang berada di
Jalan Utama Kintamani – Bangli. Desa Penglipuran ini juga tampak begitu asri.
Keasrian ini dapat kita rasakan begitu memasuki kawasan Desa. Pada areal Catus
pata yang merupakan area batas memasuki Desa Adat Penglipuran, disana terdapat
Balai Desa dan fasilitas masyarakat dan ruang terbuka untuk pertamanan yang
merupakan areal selamat datang.Sangat unik mungkin kata yang paling tepat untuk
desa adat penglipuran. Corak pintu gerbangnya atau yang disebut dengan “angkul
angkul” terlihat seragam satu sama lainnya. Penampilan fisik desa adat juga
sangat khas dan indah. Jalan utama desa adat berupa jalan sempit yang lurus dan
berundag undag. Potensi pariwisata yang dimiliki oleh desa adat
penglipuran adalah adatnya yang unik serta tingginya frekuensi upacara
adat dan keagamaan. Meski desa adat penglipuran saat ini sudah tersentuh
modernisasi yakni perubahan kearah kemajuan namun tata letak perumahan di
masing masing keluarga tetap menganut falsafah Tri Hita Karana. Sebuah
falsafah dalam agama Hindu yang selalu menjaga keharmonisan hubungan antara
manusia dengan manusia, manusia dengan lingkungan, serta manusia dengan
Tuhan. Generasi muda penglipuran yang hampir seluruhnya menikmati
pendidikan formal mulai dari SD hingga perguruan tinggi, tetap
melestarikan tradisi yang mereka warisi dari para leluhurnya. Bangunan suci
yang terletak di hulu, perumahan di tengah dan lahan usaha tani di
pinggir atau hilir.
Desa adat Penglipuran berlokasi
di kabupaten Bangli yang berjarak 45 km dari kota Denpasar, Desa adat yang juga
menjadi objek wisata ini sangat mudah dilalui. Karena letaknya yang berada di
Jalan Utama Kintamani – Bangli. Desa Penglipuran ini juga tampak begitu asri.
Keasrian ini dapat kita rasakan begitu memasuki kawasan Desa. Pada areal Catus
pata yang merupakan area batas memasuki Desa Adat Penglipuran, disana terdapat
Balai Desa dan fasilitas masyarakat dan ruang terbuka untuk pertamanan yang
merupakan areal selamat datang.Sangat unik mungkin kata yang paling tepat untuk
desa adat penglipuran. Corak pintu gerbangnya atau yang disebut dengan “angkul
angkul” terlihat seragam satu sama lainnya. Penampilan fisik desa adat juga
sangat khas dan indah. Jalan utama desa adat berupa jalan sempit yang lurus dan
berundag undag. Potensi pariwisata yang dimiliki oleh desa adat
penglipuran adalah adatnya yang unik serta tingginya frekuensi upacara
adat dan keagamaan. Meski desa adat penglipuran saat ini sudah tersentuh
modernisasi yakni perubahan kearah kemajuan namun tata letak perumahan di
masing masing keluarga tetap menganut falsafah Tri Hita Karana. Sebuah
falsafah dalam agama Hindu yang selalu menjaga keharmonisan hubungan antara
manusia dengan manusia, manusia dengan lingkungan, serta manusia dengan
Tuhan. Generasi muda penglipuran yang hampir seluruhnya menikmati
pendidikan formal mulai dari SD hingga perguruan tinggi, tetap
melestarikan tradisi yang mereka warisi dari para leluhurnya. Bangunan suci
yang terletak di hulu, perumahan di tengah dan lahan usaha tani di
pinggir atau hilir.
Desa ini merupakan salah satu kawasan pedesaan di Bali yang
memiliki tatanan yang teratur dari struktur desa tradisional, perpaduan tatanan
tradisional dengan banyak ruang terbuka pertamanan yang asri membuat desa ini
membuat kita merasakan nuansa Bali pada dahulu kala. Penataan fisik dan
struktur desa tersebut tidak lepas dari budaya yang dipegang teguh oleh
masyarakat Adat Penglipuran dan budaya masyarakatnya juga sudah berlaku turun
temurun.
Desa Adat Penglipuran ini termasuk desa yang banyak melakukan
acara ritual, sehingga banyak sekali acara yang diadakan didesa ini seperti
pemasangan dan penurunan odalan,Galungan dan lain lain.Memang Saat yang sangat
tepat untuk datang. kedesa ini adalah pada acara tersebut berlangsung, sehingga
kita dapat melihat langsung keunikan dan kekhasan dari desa penglipuran ini.
Walaupun anda tidak sempat datang pada saat acara tersebut diatas anda dapat
menikmati suasana desa pada sore hari. Karena pada saat sore umumnya penduduk
desa keluar rumah setelah selesai melakukan aktifitas rutin mereka dipagi dan
siang hari,merek keluar untuk berkumpul bersama sama penduduk desa yang lain
dan para pria pada saat sore hari mengeluarkan ayam jago kesayangan mereka dan
tidak jarang mereka melakukan tajen/adu ayam tetapi tanpa pisau dikakinya.
Sambil menunggu datangnya senja anda dapat menikmati Bubur Ayam diwarung Pak
Made yang sangat bersih dan murah meriah dan berbaur bersama penduduk
desa.Sampai saat ini desa wisata penglipuran ramai dikunjungi oleh wisatawan
baik lokal maupun mancanegara.Tak jarang, mereka yang datang adalah dari
kalangan ilmuwan serta mahasiswa yang tertarik untuk melakukan penelitian di
desa adat penglipuran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar